welcome

welcome

Selasa, 01 Maret 2011

SLB-A "TUNA NETRA" PK DAN PLK


Oleh  > zahrorrisadi pks uny

SLB , PK dan PLK “Sekolah Luar Biasa, Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus.

1.        SLB – A “TUNA NETRA”
Tunanetra adalah anak yang mengalami gangguan/ hambatan pada penglihatan.
a.       Macam-macam
-          Tunaneta ringan adalah mereka yang mempunyai hambatan  penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan dengan mengunakan fungsi penglihatan
-          Tunanetra setengah berat adalah mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan kaca pembesar dapat mengikuti pendidikan dan bisa membaca huruf yang bercetak tebal.
-          Tunanetra berat adalah mereka yang sama sekali tidak bisa melihat.
b.      Faktor penyebab ketunanetraan
-          Pre-natal adalah masalah keturunan dan pertumbuhan seorang anak dalam kandungan
-          Keturunan adalah perkawinan antara sesama tunanetra atau mempunyai orang tua tunanetra
-          Pertumbuhan seorang anak dalam kandungan adalah akibat kurangnya asupan gizi dan penyakit
-          Post-natal adalah terjadi sejak atau setelah lahir
c.       Ciri-ciri/ tingkah laku
-          Penglihatan buta, biasanya dakam melihat suatu objek memiringkan kepala kekanan/ kekiri menengadah.
-          Membelalakan mata
-          Melihat jauh (menjulurkan kepala kedepan)
-          Posisi badan berbeda dengan objek
d.      Karakteristik tunanetra
-          Fisik
Keadaan anak tidak beda dengan anak normal yang lain. Perbedaan hanya terilhat pad organ penglihatan. Gejala tunametra yang bisa di amati dari fisik : mata juling, sering berkedip, menyipitkan mata, kelopak mata merah, mata infeksi dan selalu berair, pembengkakan pada kulit tempat tumbuh bulu mata.


-          Perilaku
Menggosokan mata secara berlebihan, menyipitkan matamengkerutkan dahi, tidak tertarik pada objek-objek penglihatan,seperti mengambar dan membaca.
-          Psikis
Mental/intelektual tidak berbeda jauh dengan anak normal, IQ anak tunanetra ada dari batas atas sampai bawah, jadi ada yang sangat pintar, sedang dan kurang
Sosial adalah hubungan yang pertama adalah dengan orang tua, keluarganya dan tetangganya. Mudah curiga terhadap orang lain, mudah tersinggung, ketergantungan yang berlebih.
e.       Klasifikasi
-          (-) penglihatan 6/60 – 6/61 meter
-          Buta : < 20/20 dan 6/20 (sudut pandang kuramg 20 derajat)
f.       Alat tes :
-          Media (taktual) : Dengan huruf brailee, gambar timbul, benda model, dan benda nyata
-          Media suara : tip recorder dan peranti lunak (JAWS)
-          Atau dengan tongkat khusus (tongkat yang terbuat dari alumunium untuk anak tunanetra
g.      Metode Pembelajaran
-          Karena tunanetra memiliki keterbatasan dalam indra penglihatan maka proses pembelajaranya menekankan pada alat indra yang lain yaitu indra peraba dan pendengar.
-          Dengan metode pembelajaran yang ada disekolah dengan mengembangkan bakat ketrampilan yang akan memacu mereka lebih berkembang dan maju.

HASIL OBSERVASI

1.        PENGAMATAN DI GOR UNY
Anak SLB  yang banyak dipandang sebelah mata oleh sebagian orang, ternyata mereka mempunyai kelebihan yang sangat luar biasa.

Hari selasa, 26 oktober 2010 yaitu hari pertama pembukaan, Saya mengunjungi Gebyar dan Lomba Kompetensi PK dan PLK di GOR  UNY . Banyak saya jumpai Anak SLB = A,C dan E dari berbagai penjuru kota diseluruh wilayah indonesia. Banyak pameran karya-karya seni dan pertunjukan-pertunjukan seru dan menarik  yang mereka tampilkan yang bisa dilihat dari masing-masing kota mulai dari ketrampilan mereka bermain musik, bernyanyi, menari, melukis, dan mengukir. Saya juga bisa menjajakan dan menikmati makanan khas. Keripik singkong dari papua, baju khas aceh dan masih banyak yang lain.

2.        PENGAMATAN DI RUMAH
a.         Latar belakang
Nama                                       :           Andi
Tempat                                    :           Ds.watuduwur, kec.bruno, kab.purworejo
Hari/tanggal                            :           12 desember 2010
Pengamatan                             :           1 orang
Jumlah siswa yang diamati     :           1 siswa

Andi merupakan Murid kelas II di sekolah dasar, tepatnya SD N watuduwur, kec.bruno, kab. purworejo. Andi adalah tetangga saya. Dan dia juga mantan murid saya, Karena saya pernah menjadi guru GTT di SD watuduwur 4 bulan yang lalu. Dan sekarang saya sudah tidak mengajar di SD tersebut. Tepatnya minggu yang lalu pada tanggal 12 desember 2010 saya sengaja mengunjungi andi yang sedang bermain dengan temanya, dan saya manfaatkan ngobrol sambil bermain-main dengan andi. Yang lebih mengharukan sepertinya andi kurang mendapat perhatian yang khusus dari orang tuanya.

Setelah saya amati andi mengalami tuna netra ringan (law vision).
Siswa C (law vision) andi mengalami gangguan penglihatan sejak lahir, tetapi bukan bawaan/ bukan keturunan dari orang tuanya. Karena orang tuanya normal, yang memiliki ciri sebagai berikut :
b.      Ciri – ciri fisik :
-          Normal seperti anak pada umumya, akan tetapi bola matanya berbeda/tidak normal agak keputihan.
-          Kalau melihat memiringkan kepala dan seakan – akan tidak fokus
-          Memiliki perabaan yang kuat
-          Bisa melihat tapi tidak jelas hanya remang-remang
-          Tubuh cenderung lemas fisiknya
-          Badanya sehat dana suka bermain, dan berolahraga seperti anak yang lain dan mampu mengikuti pelajaran
-          Kalau beraktivitas fisik cepat lemas.

c.       Ciri – ciri mental :
-          Percaya dirinya cukup kuat
-          Kemampuan otaknya sedang
d.      Ciri – ciri sosial :
-          Si anak terkesan pemalu
-          Mudah dalam beromunikasi
-          Mau bergaul dengan sesama temanya/ orang lain yang disukainya
-          Manja terhadap orang tuanya

e.       Program pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Program I
Materi                          : Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Kelompok                   : Tunanetra
Satandar kompetensi    : Mempraktekan gerak mengenggam kemudian membuka telapak  tangan yang bertujuan untuk menguatkan telapak tangan
Kompetensa dasar       : Mempraktekan cara memegang kemudian membuka
Indikator                     : Memegang dan membuka telapak tangan
Tujuan                           : Siswa dapat mempraktikan bagaimana mengenggam dan membuka telapak tangan, agar supaya anak terbiasa merespon dan menguatkan tangan
Materi                          : Memegang dan membuka telapak tangan
Langkah-langkah        :
-          Berbaris, berdo’a dan pemanasan
-          Menjelaskan materi yang akan disampaikan
-          Mempraktikan cara mengenggam dan membuka telapak tangan
-          Pendinginan, berdo’a dan dibubarkan


Program II
Materi                          : Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Kelompok                   : Tunanetra
Satandar kompetensi   : Mempraktekan olahraga dengan mengunakan bola
Kompetensa dasar       : Mempraktekan cara memegang dan melempar bola
Indikator                    : Memegang dan melempar bola yang dimodofikasi
Tujuan                         : Siswa dapat mempraktikan bagaimana cara melempar bola yang   dimodifikasi yang mendekati benar
Materi                          : Memegang dan lempar bola
Langkah-langkah        :
-          Berbaris, berdo’a dan pemanasan
-          Menjelaskan kateri yang akan disampaikan
-          Mempraktikan lempar bola yang dimodifikasi
-          Pendinginan, berdo’a dan dibubarkan

Program III
Materi                          : Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Kelompok                   : Tunanetra
Satandar kompetensi   : Melakukan aktivitas jasmani
Kompetensa dasar       : Melakukan gerak sesuai yang diperintahkan guru
Indikator                     : Menangkap bola dengan duduk
Tujuan                         : Siswa dapat menangkap bola sesuai yang diperintahkan oleh guru     
Materi                          : Menangkap bola dan bergerak sesuai arah yang diperintahkan
Langkah-langkah        :
-          Berbaris, berdo’a dan pemanasan
-          Menjelaskan kateri yang akan disampaikan
-          Menangkap bola sesuai perintah
-          Pendinginan, berdo’a dan dibubarkan




Program IV
Materi                          : Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Kelompok                   : Tunanetra
Satandar kompetensi   : Melakukan aktivitas jasmani
Kompetensa dasar       : Melakukan gerak sesuai yang diperintahkan guru
Indikator                     :  Menendang bola
Tujuan                         : Siswa berusaha menendang bola
Materi                          : Siswa dapat menendang bola
Langkah-langkah        :
-          Berbaris, berdo’a dan pemanasan
-          Menjelaskan kateri yang akan disampaikan
-          Menendang bola sesuai perintah
-          Pendinginan, berdo’a dan dibubarkan

Program V
Materi                          : Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
Kelompok                   : Tunanetra
Satandar kompetensi   : Melakukan aktivitas jasmani
Kompetensa dasar       : Melakukan gerak sesuai yang diperintahkan guru
Indikator                     : Bermain bola (saling berebut bola)
Tujuan                         : Siswa dapat menendang bola, berusaha mencari dimana bola dan berebut bola
Materi                          : Permainan sepak bola
Langkah-langkah        :
-          Berbaris, berdo’a dan pemanasan
-          Menjelaskan kateri yang akan disampaikan
-          Melakukan permainan sepak bola modifikasi
-          Pendinginan, berdo’a dan dibubarkan




Kesimpulan :

Berdasarkan pengamatan yang saya lihat.
 Tunaneta ringan adalah mereka yang mempunyai hambatan  penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program-program pendidikan dan mampu melakukan pekerjaan dengan mengunakan fungsi penglihatan
Tunanetra setengah berat adalah mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan kaca pembesar dapat mengikuti pendidikan dan bisa membaca huruf yang bercetak tebal.
Tunanetra berat adalah mereka yang sama sekali tidak bisa melihat.

Saya membuat program yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Program yang saya buat mengenai pembelajaran bagaimana cara mengenggam dan membuka telapak tangan, melempar bola, menangkap bola, menendang bola dan bermain sepak bola secara kelompok. Demikian hasil observai yang dapat saya ambil hikmah dari semua itu. Menyikapi tuntunan hidup tentang belum terlayaninya bagi anak berkebutuhan khusus, terutama saudara-saudara kita yang berkesampingan. Menjadi motivasi kita untuk lebih maju lebih mandiri dalam meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran secara terus-menerus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar